– Ada beberapa jenis tali pengikat helm, namun mungkin yang paling sulit dipahami sebagian orang adalah double D-ring. Cara pakai jenis ini lebih rumit dan tidak berbunyi klik’ seperti quick release atau krek’ pada micro metric. Jenis quick release dan micro metric paling banyak digunakan helm di pasaran, sedangkan double D-ring biasanya dipakai untuk helm balapan kemudian merambat ke helm-helm premium. Sesuai namanya, pengikat double D-ring bentuknya dua besi berbentuk huruf D. Cara pakainya yakni tali disimpulkan di kedua besi itu lalu terakhir bagian penguncinya dilekatkan. Pengikat double D-ring dianggap paling aman lantaran sulit terlepas, meski begitu cara pakainya cukup sulit jika masih menggunakan sarung tangan. Jika melihat bentuknya mungkin banyak orang bingung cara memakainya, namun sebenarnya cukup sederhana. Berikut tips cara pakai helm dengan jenis tali pengikat double D-ring 1. Masukkan tali ke masing-masing lubang ring, pastikan kedua ring berhimpitan agar mudah. Pastikan juga tali tidak tidak kusut dan bagian kancing menghadap ke atas. 2. Lalu geser salah satu ring, yakni yang terdapat semacam tali atau penarik, kemudian lipat tali hingga masuk ke lubangnya. Jika sudah tarik tali sambil menyesuaikan posisi nyaman, pastikan tidak terlalu ketat agar tak mencekik leher dan tak longgar biar helm tidak goyang berlebihan. 3. Pasang kancing di posisi yang benar, kemudian atur lagi panjang tali jika masih longgar atau terlalu kencang. Red
Akantetapi, di pasaran banyak juga tersedia kombinasi dari keduanya, yang mana bagian satu berbentuk kunci ring dan satunya berupa kunci pas. Kunci ring mempunyai desain heksagonal pada bagian rahang. Ini bertujuan untuk memudahkan dalam penggunaan pada sisi-sisi yang letaknya di bagian tersembunyi serta cukup sempit.
Jakarta - Naik motor? Standar safety-nya, mesti pakai helm bro. Mau jarak dekat maupun jarak jauh dan kalau boncengan, jangan sampai hanya rider-nya saja yang pakai pelindung helm saja, enggak cukup untuk melindungi kepala saat terjadi kecelakaan. Bila tanpa memaksimalkan perangkat pengunci pada helm tersebut, itu juga yang kemudian memunculkan kampanye mengancingkan helm sampai klik’ di Tanah soal pengunci helm, ada 2 tipe yang banyak diaplikasi pada helm masa kini. “Sistem micrometic buckle dan double D ring, yang banyak diaplikasikan sebagai pengikat helm,” kata Johanes Cokrodihardjo, Marketing Director PT DanapersadaRaya Motor Industry selaku produsen helm berlabel pemakaian harian, pilihnya micrometic buckle atau double D ring? Eh... jangan asal ikut tren brosis, tapi simak artikel ini dulu. No credit No caption 1. Micrometic buckle merupakan pengembangan dari sistem terdahulu, yakni buckcle plastic dan quick realese buckle. Perkembangan safety dan kenyamanan penggunaan helm, membuat pabrikan helm saat ini mengaplikasi sistem micrometic buckle No credit No caption 2. Dengan pengetesan yang dilakukan di Eropa, sesungguhnya daya tahan sistem micrometic buckle 150-225 kg terhadap benturan enggak sebesar realese buckle 150-250 kg. Namun kenyamanan yang kemudian membuat micrometic buckle banyak diterapkan oleh produsen helm No credit No caption 3. Double D ring, jadi sistem pengikat helm yang sudah ada sejak lama. Simpul mati yang mengikat kuat, membuat sistem double D ring berstandar DOT rata-rata bisa menahan benturan sampai 250-500 kg dan juga jadi standar helm balap motor No credit No caption 4. Melihat sistem pengaitnya, memang sudah terlihat bahwa helm yang menggunakan Double D ring lebih aman dan diikuti harganya lebih mahal dari micrometic buckle. Namun untuk kenyamanan terutama saat pemakaian harian yang acap lepas pasang, membuat micrometic buckle lebih bisa diandalkan5. Baik micrometic buckle maupun double D ring, sudah aman sebagai sistem pengunci pada helm. Hanya saja, disesuaikan sama peruntukkan penggunaannya juga. Selain itu, jangan dilihat poin itu saja, perhatikan perangkat pendukung lainnya tali polyester dan paku rivet. Sistem pengaitnya juga sudah bagus, bakal percuma saja kalau part pendukungnya di bawah standar kan?
rIV2.